PENEMUAN CADANGAN MIGAS PENTING DUNIA 2006

Menurut laporan IHS, salah satu perusahaan penyedia informasi di bidang energi dunia, tahun 2006 lalu merupakan tahun menurunnya jumlah penemuan eksplorasi migas di dunia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, beberapa penemuan penting yang telah membuka horizon baru dan menandai tahun 2006 ini antara lain di Region Australasia : Australia dan Papua New Guinea; Commonwealth of Independent States (CIS) : Kazakhstan, Rusia, dan Uzbekistan; Europe : Norway dan UK; Far East : China, India, dan Malaysia; Latin America : Brazil, Colombia, Mexico, Peru, Trinidad & Tobago; Middle East : Iran, Irak, dan Saudi Arabia; Frontier North America : Gulf of Mexico; Saharan Africa : Aljazair dan Mesir; Sub Saharan Africa : Kamerun, Nigeria, dan Uganda.

Seperti yang dilaporkan IHS bahwa meskipun dari segi jumlah penemuan eksplorasi jauh menurun, namun beberapa penemuan, selain besar cadangannya signifikan, juga telah membuka cakrawala baru dan mendorong aktivitas eksplorasi masa depan. “2006 was a year with few jaw-dropping discoveries being reported. However, there were some important finds that opened up some new areas, bolstered nearby producing areas and provided more building blocks for the future”, tulis IHS.



Penemuan Migas Signifikan

Dominasi penemuan besar masih milik Middle East, dimana Iran menyumbangkan 36 TCF cadangan gas melalui penemuan struktur Kish yang menembus reservoir Formasi Kangan berumur Triasic. Struktur gas ini merupakan supergiant discovery dan salah satu yang terbesar di dunia dengan hasil uji produksi sumur Kish-2 mencapai 75 MMSCF perhari pada jepitan 5/8”.

Dari Irak, meskipun negeri ini tengah dilanda perang yang berkepanjangan, namun tetap dapat memberi sumbangan cadangan minyak signifikan sebesar 350 MMBO melalui penemuan struktur Tawke dengan tebal total netpay lebih dari 800 meter dan hasil uji produksi dari satu interval sebesar 5,000 BOPD. Sedangkan Saudi Arabia, oil producer terbesar dunia saat ini, telah membukukan penemuan gas melalui sumur eksplorasi Karan 6 deeper pool dengan cadangan sebesar 10 TCF.

Penemuan dari region lain yang juga signifikan berasal dari Nigeria, melalui penemuan North Bonga yang menembus 90 meter net pay dengan cadangan 500 MMBO, Brazil juga menyumbangkan 280 MMBO cadangan minyak dengan penemuan struktur 4-ESS-164 yang menembus Cretaceous turbidites reservoir dan potential reserves sebesar 1 BBOE (Billion Barels Oil Equivalent) dari struktur 1-RJS-628 A yang juga dapat dikategorikan supergiant field. Kemudian di North Sea dan Gulf of Mexico, sebagai region penyumbang hydrocarbon yang signifikan di dunia, juga masih memberi kontribusi, masing-masing dengan penemuan 275 MMBO melalui pengeboran sumur eksplorasi 30/6-6 di North Sea dan 244 meters hydrocarbon column pada Lower Tertiary reservoir melalui sumur eksplorasi Kiskida di off shore Gulf of Mexico. Di off shore Norway juga ditemukan cadangan gas yang cukup signifikan pada lapisan batupasir berumur Late Triasic dari sumur 7122/6-2, yang akan membawa dampak cukup besar dalam kegiatan eksplorasi di laut Barents dan menambah supply untuk pengembangan LNG Tornerore

Dari Australia telah ditemukan cadangan gas terbesar sampai saat ini dengan tebal netpay 190 meter, berasal dari lapisan batupasir Formasi Munggaroo, dari sumur Clio-1 yang dibor oleh Chevron. Disamping itu, di negeri kangguru ini juga ditemukan cadangan gas lain sebesar 0.5 TCF dari Block Pluto yang dibor oleh Woodside serta 15 MMBO dari North West Shelf dan 30 MMBO dari struktur Montara.

Tetangga kita, Papua New Guinea, membukukan penemuan gas yang cukup signifikan setebal 1,000 meter dari sumur eksplorasi ELK-1 dengan hasil total uji produksi mencapai 72 MMSCF melalui jepitan 60/64 inchs. Sementara itu negeri jiran lainnya, Malaysia, membukukan penemuan gasnya di utara terbuka Blok SK-310 di off shore Serawak melalui sumur eksplorasi PC4-1. Penemuan gas setebal 630 meter ini belum dilaporkan besar cadangannya.



Penemuan Migas di Indonesia

Sayang sekali, tidak ada penemuan yang signifikan dapat dilaporkan sepanjang tahun 2006 dari negeri kita tercinta, termasuk dari Pertamina tentunya. Meskipun tidak tercatat dalam rekor the important discovery, ada beberapa penemuan yang perlu dicatat juga, bagaimanapun akan memberi kontribusi terhadap kelangsungan kegiatan usaha hulu migas di negeri kita. Beberapa kontraktor asing masih mendominasi penemuan eksplorasi migas kita, seperti Chevron menemukan minyak di on shore Sumatra Tengah melalui sumur Kelok Northeast-1 dengan hasil uji produksi 588 BOPD. Sementara itu CNOOC menemukan minyak melalui sumur eksplorasi Delima-1 dan Taskia-1 yang keduanya berada di off shore Jawa Barat, Petrochina menemukan struktur gas di North Arar-1, Blok Kepala Burung, Papua.

Premier berkontribusi juga melalui penemuan minyak, gas dan kondensat melalui sumur Lembu Peteng-1 dan gas dari sumur Macan Tutul-1, yang keduanya berada di blok off shore Natuna Barat. Masih di blok ini, Star Energy menemukan cadangan gas melalui sumur Lukah-1 dengan hasil uji produksi 19.7 MMSCFPD dan kondensat 2.8 BCPD. Bertetangga dengan blok ini, Genting Oil (Sanyen) menemukan cadangan gas dan kondensat melalui sumur eksplorasi Abambas-1 dengan hasil uji produksi 15.6 MMSCFPD dan 488 BCPD.

Di off shore Kalimantan Timur, Total Indonesie membukukan cadangan gas baru dari sumur eksplorasinya Great Sisi North-1 dan Tuna Great South-1, sedangkan Vico di blok on shore-nya menemukan gas melalui sumur eksplorasi Mutiara East Flank-1. Kemudian di off shore Jawa Timur Santos berhasil menemukan cadangan gas barunya melalui pengeboran sumur Wortel-1.

Kontraktor nasional ada juga yang mencatatkan hasil 3 penemuan eksplorasinya berupa minyak dan gas, masing-masing dari sumur MSCN-1, MSDR-1 dan MSED-1 dari blok onshore Sumatra Tengah.



Penemuan Migas Pertamina

Kinerja eksplorasi Pertamina tahun 2006 ini kurang menggembirakan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hanya ada 3 penemuan eksplorasi yang dapat dicatat sepanjang tahun lalu, antara lain penemuan cadangan gas di Jambi melalui sumur eksplorasi Karangmakmur (KRM)-1 dengan hasil uji produksi total dari 2 selang sebesar 5 MMSCFPD gas dan 233 BCPD kondensat. Dari hasil evaluasi post drilling maka cadangan gas KRM-1 sementara dapat dihitung sebagai cadangan Terbukti (P1) sebesar 12.6 BCFG & 0.6 MMBC, Cadangan Mungkin (P2) sebesar 84.7 BCFG & 2.7 MMBC, serta cadangan Harapan (P3) sebesar 571.5 BCFG & 3.7 MMBC. Untuk dapat mengkonversi cadangan migas menjadi P1 (terbukti) semua, maka masih diperlukan tambahan data melalui pemboran delineasi.

Masih dari Sumatra, Pertamina bekerja sama dengan Bumi Siak Pusako (BSP) melalui Badan Operasi Bersama menemukan cadangan minyak baru di Blok CPP, Sumatra Tengah, melalui pengeboran sumur Bene Bekasap South East-1.

Dari Jawa Barat, Eksplorasi Pertamina berhasil membuktikan cadangan minyaknya melalui pengeboran sumur Karangbaru Barat (KBB)-1. Sampai saat ini sumur KBB-1 masih dalam tahap penyelesaian uji produksi.


Problem-problem Non Teknis

Turunnya jumlah penemuan migas dunia pada tahun 2006 disinyalir akibat beberapa persoalan non teknis, antara lain terjadinya proses nasionalisasi oil company di Venezuela dan Bolivia, Amerika Latin, serta tantangan politik di negara Rusia dan beberapa negara lainnya. Sayang sekali memang, justru sisi non teknis inilah yang malah menjadi faktor penghambat penemuan-penemuan migas di dunia ini.

Sementara itu sedikitnya hasil temuan eksplorasi Pertamina, juga banyak terhambat masalah non teknis atau lebih tepatnya non geology & geophysics (non g & g), terlihat dari jumlah usulan sumur eksplorasi yang sudah masuk RK 2006 maupun dalam Work Program & Budget (WP&B) yang disetujui oleh BP Migas, kenyataannya hanya 3 sumur tersebut yang dapat dieksekusi pada tahun lalu. Sedikitnya jumlah sumur yang dapat dieksekusi, akibat persetujuan AFE dari BP Migas terlambat dan juga berkaitan dengan sulitnya perijinan untuk pembuatan lokasi sumur. Dan secara teknis ketiga sumur yang dapat dieksekusi telah membuktikan adanya cadangan migas atau 100 %.Mudah-mudahan tahun 2007 ini dan ke depan persoalan-persoalan non teknis seperti ini tidak akan terjadi lagi, mengingat 1 tahun cukup sudah masa transisi dari memutuskan program eksekusi sendiri menjadi harus melalui persetujuan BP Migas. Satu tahun sudah cukup rasanya belajar bagaimana menyusun WP&B dan persetujuan AFE. Seperti kata Direktur Hulu dalam pesan singkatnya melalui milis Eksplorasionis bahwa,”Kita mengharapkan alasan non G & G yang menyebabkan kecilnya penemuan cadangan sudah tidak ada lagi di tahun 2007. Tantangan buat seluruh explorationist Pertamina agar di tahun 2007 dapat menemukan cadangan yang sangat signifikan, Reserves to Production Ratio harus diatas 20 tahun. Kita selesaikan bersama PR ini.”

Nanang Abdul Manaf - Direktorat Hulu

0 komentar: